Sabtu, 25 Maret 2017

MENDIDIK ANAK TAAT KEPADA ALLOH ﷻ

Allah mengasihi orang yang membantu anaknya berbakti kepada-Nya ( Ali bin Abi Tholib )
Pada saat ini banyak sekali orang tua yang mengeluh akan perilaku anaknya yang kurang baik, padahal perilaku sang anak sangat berbanding lurus dengan pendidikan yang di dapatkan oleh anak tersebut. Setelah melakukan berbagai penelitian, para ahli menyimpulkan bahwa tahun-tahun pertama usia seseorang anak berpengaruh besar terhadap pembentukkan karakter dan kepribadiannya di masa mendatang.

Mendidik anak membutuhkan seni dan metode khusus. Pendidikan anak bukanlah proses biasa yang akan diketahui dan dikuasai seiring perjalanan waktu. Sebagai orang tua Kita mesti berusaha menemukan metode yang paling tepat untuk mendidik anak kita.
Imam Ghozali mengatakan, “Anak kita laksana permata.” Namun, banyak orang yang tidak merasakan kebenaran ungkapan itu. Alih-alih memperlakuakn anak laksana permata, mereka mengedepankan bersikap keras dan otoriter dalam mendidik anak. Sementara, orang tua yang merasakan kebenaran ungkapan itu tak mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk memperlakukan permata mereka.

Ibnu al Qoyyim menegaskan peran penting keluarga dalam pendidikan anak. Menurutnya, “kerusakan moral anak sebagian besar disebabkan karena orang tua tidak mencurahkan perhatian yang besar dan tidak mengajarkan prinsip-prinsip agama sejak dini. Akibatnya, masa kecil anak terbuang sia-sia tanpa mendapatkan manfaat apa pun dari orang tua mereka. Tidak sedikit orang tua yang mendapat perlakuan buruk dari anak mereka sendiri yang beranjak semakin dewasa. Mereka tersentak saat anak mereka berkkata ketus, ‘Ayah, dulu sewaktu akau masih kecil engkau mengabaikanku. Jadi, jangan kaget jika sekarang aku mengabaikanmu. Dan jangan salahkan aku jika ketika usiamu semakin senja aku menyia-nyiakanmu, karena engkau menyia-nyiakanku sejak aku lahir ke dunia ini’.” (Ibnu al Qoyyim: Tuhfatul Maulud bi Ahkamil Mawlud,139)
“Sebagai orangtua kita patut menyadari bahwa ketika kita menggendong anak kita dengan penuh kasih sayang, sesungguhnya kita tengah menggendong “masa depan” kita sendiri, ketika kita asyik bermain-main dengan anak, sesungguhnya kita tengah menciptakan “sejarah” kita sendiri.”
Maka ukirlah sejarah yang baik bagi Diri kita dan Anak-anak kita.